A.
DARAH
Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato-
yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah
manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah
tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,
protein pernapasan (respiratory
protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
1.
FUNGSI DARAH
Darah dalam tubuh mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Bekerja sebagai sistem
transport dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan
yang diperlukan untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, dan menyingkirkan karbon dioksida
dan hasil buangan yang lain.
2. Sel darah merah mengantarkan
oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari karbon dioksida.
3. Sel darah putih menyediakan
banyak bahan pelindung dan karena berakan fagisitosis dari bebrapa sel makamelndungi
tubuh terhadap serangan bakteri.
4. Plasma membagi protein yang
diperlukan untuk pembentukan jaringan : menyegarkan cairan jaringan karena
melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Merupakan kendaraan untuk
mengangkut bahan buangan ke berbagai organ ekskretorik untuk dibuang.
5.
Hormon dan enzim diantarkan
dari organ ke organ dengan perantaraan darah.
2.
KOMPONEN PENYUSUN DARAH
Darah adalah unit fungsional seluler pada manusia
yang berperan untuk membantu proses fisiologis. Darah terdiri dari dua komponen
yaitu keping-keping sel darah (korpuskuli) dan plasma darah. Volume darah yang
beredar adalah sekitar 8 % dari bobot tubuh atau sekitar 5600 cc pada orang
yang bobotnya 70 kg. Dari 5600 cc tersebut, sekitar 55 % adalah plasma darah
dan sekitar 45 % adalah korpuskuli darah.
Gambar 1. Sampel Darah Manusia
Darah
tersusun atas beberapa komponen yaitu sebagai berikut :
1. Plasma darah
Yaitu merupakan
cairan darah yang terdiri dari air, protein, mineral dan bahan organik.
Prosentase plasma darah dalam tubuh adalah 55 %.
2. Sel-sel darah (Korpuskuli darah)
Yaitu berupa
butiran-butiran darah yang prosentasenya 45 %. Sel-sel darah ada 3 macam yaitu
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah
(trombosit).
Adapun
ciri-ciri dari beberapa komponen penyusun darah tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a.
Plasma Darah
Plasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan
ini didapat dengan membuat darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi.
Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan di dalam plasma terkandung pula
beberapa komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino.
Karena dinding kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah
selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial. Dalam waktu 1 menit
sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial. Serum darah
adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan. Plasma darah berbeda
dengan serum darah terutama pada serum tidak terdapat faktor pembentukan
fibrinogen. Plasma darah merupakan
komponen terbesar dari darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma
darah. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut air dan sari-sari makanan ke
sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi
lain dari plasma darah adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau antibodi. Apabila plasma dibiarkan terbuka dan terkena udara,
darah akan membeku. Jika darah dibiarkan membeku, dan bagian padatannya dibuang
maka bagian yang tertinggal desebut dengan serum.
Berdasarkan komposisinya, serum sama dengan plasma namun serum tidak mengandung
seperti fibrinogen, protrombin, globulin, dan proacelerin.
a.
Eritrosit (Sel Darah Merah)
1)
Ciri-Ciri Eritrosit
Eritrosit
(sel darah merah) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Berbentuk seperti cakram bikonkaf.
b. Tidak memiliki inti sel.
c. Berwarna merah karena mengandung hemoglobin yang penyusun utamanya adalah
zat besi.
d.
Dibuat di sumsum tulang belakang.
e.
Aktif selama 120 hari.
Gambar 3. Eritrosit (Sel Darah Merah)
2)
Fungsi Eritrosit
Beberapa
fungsi eritrosit antara lain sebagai berikut :
·
Mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan
tubuh.
·
Mengangkut sari-sari makanan dari alat
pencernaan ke seluruh jaringan tubuh.
3)
Pembentukan dan Perombakan Eritrosit
Proses
pembentukan eritrosit dinamakan eritropoiesis. Pembentukan ini diatur oleh suatu hormon
glikoprotein yang disebut dengan eritropoetin.
Secara terus-menerus, eritrosit diproduksi di sumsum tulang merah,
dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per detik (pada embrio, hati berperan sebagai
pusat produksi eritrosit utama). Produksi eritrosit distimulasi oleh hormon eritropoietin
(EPO) yang disintesa oleh ginjal. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang
ini dinamai retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari seluruh darah
yang beredar. Eritrosit dikembangkan dari sel punca
melalui retikulosit untuk mendewasakan eritrosit dalam waktu sekitar 7 hari dan
eritrosit dewasa akan hidup selama 100-120 hari.
Eritrosit
dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada
minggu-minggu pertama. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di
dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Setelah dewasa eritrosit
dibentuk di sumsum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka
produktivitas sumsum tulang semakin turun. Sel pembentuk eritrosit adalah
hemositoblas yaitu sel batang myeloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini
akan membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk
keping darah). Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel
darah merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama
dalam limfa dan hati. Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk
digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari
hemoglobin dikeluarkan untuk dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi.
Sisa heme dari
hemoglobin diubah menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu
yang berwarna kehijau-hijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna
hemoglobin yang rusak pada luka memar.
Gambar 4. Proses Pembentukan Eritrosit
Seiring
dengan berjalannya waktu, eritrosit yang sudah tua, akan dihancurkan oleh
sistem retikuloendothelial (hati, limpa, sumsum tulang). Protein yang
dihasilkan akan dipecah menjadi asam amino yang dapat dipergunakan lagi.
Sedangkan bagian heme dari Hb dipecah menjadi Fe dan biliverdin, yang
nantinya diekskresikan melalui saluran empedu sebagai bilirubin. Proses
lengkapnya bisa dilihat pada gambar di bawah :
Gambar 5. Proses Perombakan Eritrosit
a.
Leukosit (Sel Darah Putih)
1)
Ciri-ciri Leukosit
Beberapa
ciri leukosit (sel darah putih) antara lain sebagai berikut :
- Tidak berwarna, memiliki inti (nukleus)
- Dapat bergerak secara amoeboid dan dapat menembus dinding kapiler (gerak diapedesis)
- Jumlah normal : 4x109 hingga 11x109 sel darah putih/ liter darah
- Kekurangan leukosit : leukopenia, kelebihan : leukositosis. Jumlah leukosit yang jauh melebihi normal sehingga memakan sel darah lain dinamakan leukimia.
- Di dalam tubuh, bekerja secara independen tidak berasosiasi dengan organ atau jaringan tertentu.
- Diproduksi di
dalam sel punca hematopoeietic
pluripotent pada sumsum tulang.
1) Jenis-jenis Leukosit dan FungsinyaBerdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam plasmanya, leukosit dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :a) Leukosit Bergranula (Granulosit)Terdiri dari tiga sel darah yaitu :1. NeutrofilCiri-ciri : Plasma selnya bersifat netral, inti sel berjumlah banyak, bergerak amoeboid.Fungsi : Dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya.
Gambar 6. Neutrofil
2. Eosinofil
Ciri-ciri : Plasmanya bersifat asam.
Itulah sebabnya eosinofil akan merah tua bila ditetesi eosin. Eosinofil juga
bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi.
Fungsi : Eosinofil terutama berhubungan
dengan infeksi parasit (parasit besar seperti cacing dengan menghancurkan dinding tubuhnya),
dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Gambar 7. Eosinofil
3. Basofil
Ciri-ciri :
Plasmanya bersifat basa. Itulah sebabnya plasma akan berwarna biru jika
ditetesi larutan basa. Basofil juga bersifat fagosit. Selain itu, basofil
mengandung zat kimia anti penggumpalan, yaitu heparin.
Fungsi : Basofil
terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan
jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Gambar 8. Basofil
b)
Leukosit
Tak Bergranula (Agranulosit)
Terdiri
dari dua macam sel darah yaitu :
1.
Limfosit
Limfosit
tidak dapat bergerak dan berinti satu. Ukurannya ada yang besar dan ada yang
kecil. Limfosit ada 2 yaitu sel B dan sel T. Limfosit awalnya dibentuk di
sumsum tulang dan hati (pada fetus),
jika limfosit berpindah dan matang di timus maka disebut sel T sedangkan yang
tetap di sumsum tulang disebut sel B. Limfosit berfungsi untuk membentuk
antibodi.
Gambar
9. Limfosit
2. Monosit
Monosit mempunyai inti yang bulat/bulat
panjang. Monosit diproduksi pada jaringan limfa dan bersifat fagosit. Berfungsi
memberikan informasi pada limfosit T ketikan terjadi infeksi sehingga antibody
bisa terbentuk.
Gambar 10. Monosit
c) Trombosit (Keping Darah)
Ciri-ciri : tidak memiliki inti sel,
bentuk tak beraturan dengan ukuran diameter 2-3 µm,
dibntuk di megakariosit sumsum tulang. Trombosit memiliki bentuk yang tidak
teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah
pecah bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit sekitar 300.000 untuk
setiap µl darah. Waktu paruhnya sekitar 7 hari. Trombosit memiliki
mikrotubu-lus cincin di bagian pinggirnya dan mengandung protein aktin dan
miosin.
Fungsi : Trombosit berperan pada proses
pembekuan darah
Gambar 11. Trombosit
1.
PEMBEKUAN DARAH
Hemostasis
atau pembekuan darah merupakan
peristiwa
dimana terjadi penghentian
perdarahan akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah. Bila terjadi
luka, trombosit akan pecah mengeluarkan trombokinase atau
tromboplastin. Trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin.
Trombin mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang berbentuk benang-benang
yang menjerat sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga
darah membeku. Protrombin adalah senyawa globulin yang larut dan
dihasilkan di hati dengan bantuan vitamin K (perubahan protrombin yang belum
aktif menjadi trombin yang aktif dipercepat oleh ion kalsium
(Ca). Fibrinogen adalah protein yang larut dalam plasma darah. Proses
pembekuan darah secara rinci dapat dijelaskan dengan bagan di bawah ini.
Gambar 12. Proses Pembekuan Darah
1.
PRINSIP PENGGOLONGAN DARAH
Golongan darah adalah
ciri khusus darah
dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein
pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang
paling penting adalah penggolongan ABO
dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia
ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain
antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian. Golongan darah
manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya.
a.
Penggolongan Darah dengan Sistem ABO
Dr. Landsteiner dan Donath menemukan antigen
(aglutinogen) dalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin)
yang terdapat di dalam plasma darah. Berdasar macam antigen yang ditemukan
tersebut, beliau membagi golongan darah menjadi 4 golongan, yaitu seperti pada
Tabel di bawah ini.
Tabel1.
Penggolongan Darah Sistem ABO
No
|
Golongan
Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
1
|
A
|
A
|
α
|
2
|
B
|
B
|
β
|
3
|
AB
|
A dan B
|
Tidak Ada
|
4
|
O
|
Tidak Ada
|
α dan β
|
a.
Penggolongan Darah dengan Sistem Rhesus
Jenis
penggolongan darah lain, selain dengan sistem ABO adalah Sistem
Rhesus. sistem ini cukup dikenal yaitu dengan pemanfaatkan faktor Rhesus
atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Macacca rhesus
(di India) yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl
Landsteiner.
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.Sistem rhesus mengenal dua jenis golongan darah yaitu: Rhesus Positif dan Rhesus Negatif (diturunkan secara genetis, Rh+ dominan terhadap Rh-)
Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.
Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.Sistem rhesus mengenal dua jenis golongan darah yaitu: Rhesus Positif dan Rhesus Negatif (diturunkan secara genetis, Rh+ dominan terhadap Rh-)
1.
PRINSIP TRANSFUSI DARAH
Prinsip tranfusi darah dapat secara ringkas dijelaskan
dalam bagan di bawah ini.
Gambar 13. Prinsip Transfusi Darah
Dalam transfusi darah, perlu diperhatikan jenis
aglutinogen dari darah donor dalam eritrositnya, sedangkan pada resipien perlu
diperhatikan macam aglutinin di dalam plasma darahnya. Hukum Landsteiner
menyatakan bahwa bila aglutinogen bertemu dengan zat antinya (aglutinin), maka
akan terjadi aglutinasi atau penggumpalan darah. Perhatikan kemungkinan
terjadinya transfusi darah masing-masing golongan darah dan berbagai macam
golongan darah di bawah ini.
Gambar 14. Kemungkinan Terjadinya Transfusi Darah
Keterangan:
a.
Golongan
darah A hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah A dan AB dan
menerima darah dari golongan darah A dan O.
b.
Golongan
darah B hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah B dan AB dan
menerima darah dari golongan darah B dan O.
c.
Golongan
darah AB hanya bisa mendonorkan darah kepada golongan darah AB saja dan
menerima darah dari semua golongan darah (A, B,AB dan O) maka dari itu golongan
darah AB disebut sebagai resipien
universal.
d.
Golongan
darah O bisa mendonorkan darah kepada semua golongan darah (A, B, AB,dan O) dan
menerima darah dari golongan darah O saja, maka dari itu golongan darah O
disebut sebagai donor universal.
A.
ALAT
PEREDARAN DARAH
1.
JANTUNG
Jantung
merupakan pompa berotot. Fungsinya sebagai alat pemompa darah. Pada manusia,
jantung terdiri atas empat ruangan, yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik
kiri, dan bilik kanan. Dinding jantung terdiri atas 3 lapisan, antara lain
perikardium, miokardium, dan endokardium.
Perikardium adalah
selaput pembungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 bagian, yaitu sebelah
dalam dan luar. Di antara kedua lapisan perikardium di pisahkan oleh sedikit
cairan pelumas yang berfungsi mengurangi gesekan yang disebabkan oleh gerakan
memompa dari jantung itu sendiri. Miokardium
adalah otot jantung,
adapun endokardium adalah selaput
yang membatasi ruangan jantung. Antara
ruangan jantung terdapat klep (katup) yang berfungsi untuk mengatur aliran
darah agar tetap searah. Klep pada ruangan jantung tersebut, antara lain:
a. Valvula
trikuspidalis dan valvula mitral
Klep
(katup) ini terdapat antara serambi kanan dan bilik kanan.
b. Valvula
bikuspidalis
Letak
klep (katup) ini terdapat antara serambi kiri dan bilik kiri.
c. Valvula
semilunaris
Klep
(katup) ini terdapat pada pangkal nadi besar.
Jantung manusia
terdiri atas 4 ruangan, yaitu 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik).
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.
Atrium
Atrium merupakan ruangan jantung tempat
masuknya darah dari pembuluh
balik (vena).
b.
Ventrikel
Ventrikel mempunyai otot lebih tebal
daripada atrium, dan ventrikel kiri
lebih tebal daripada ventrikel kanan. Ini disebabkan ventrikel berfungsi memompakan darah keluar jantung,
jadi tekanannya besar.
Gambar
15. Jantung
Cara Kerja
Otot Jantung (Kontraksi dan Relaksasi)
Cara kerja otot jantung dibedakan
menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a.
Periode Relaksasi
Pada saat ini
serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang maksimal. Darah masuk ke
jantung. Kondisi ini dinamakan diastole.
b.
Periode Kontraksi
Pada saat ini
otot bilik jantung menguncup. Darah dalam bilik di pompa ke pembuluh nadi
paru-paru atau ke aorta secara bersama. Kondisi ini dinamakan sistole.
Sistole
dan diastole ini dapat diukur dengan tensimeter (spighnometer). Pada orang
dewasa sehat, tekanan sistole dan diastolenya sekitar 120 mmHg dan 80 mmHg yang
biasa ditulis 120 mmHg atau 80 mmHg.
Gambar
16. Cara Kerja Otot Jantung
1.
PEMBULUH
DARAH
Darah mengalir
keluar dari jantung melalui pembuluh. Darah mengalir masuk ke jantung pun
melalui pembuluh. Oleh sebab itu, pada dasarnya terdapat 2 kelompok pembuluh
darah, yaitu pembuluh yang aliran darahnya meninggalkan jantung dan yang menuju
jantung.
A.
Macam-macam pembuluh darah
Pembuluh darah ada tiga macam yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena dan
pembuluh kapiler.
a.
Arteri (pembuluh nadi)
Pembuluh ini
merupakan pembuluh yang keluar dari jantung. Pembuluh ini memiliki 1 buah
katup/klep berbentuk bulan sabit yang disebut valvula semilunaris.
Fungsi pembuluh ini adalah untuk menjaga aliran darah tetap searah. Pembuluh
ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
1.
Pembuluh Nadi Besar (Aorta)
Pembuluh
nadi besar disebut juga aorta. Pembuluh ini berhubungan langsung dengan
bilik kiri, sehingga membawa darah kaya O2 yang akan dibawa ke
seluruh tubuh, bagian kepala maupun bagian bawah dari organ tubuh. Pembuluh
nadi lain yang berhubungan dengan bilik kanan adalah arteri pulmonales,
yaitu mengangkut darah yang kaya CO2. Pembuluh ini menghubungkan
darah menuju organ paru-paru kiri dan kanan. Gas CO2 di dalam
paru-paru akan dilepaskan dan diganti dengan O2 yang kemudian dibawa
menuju jantung.
2.
Arteri
Pembuluh
arteri merupakan cabang dari aorta.
3.
Arteriola
Pembuluh
ini merupakan cabang arteri yang berhubungan langsung dengan kapiler. Pada
kapiler ini akan terjadi pertukaran gas, kemudian dari kapiler ini darah akan
kembali ke jantung melalui venula dan dibawa ke pembuluh balik (vena).
Gambar 17.
Struktur Pembuluh Arteri
a.
Vena (pembuluh balik)
Pembuluh balik
atau vena, yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh tubuh ke
jantung. Masuknya darah ke ruangan serambi kanan dari jantung. Pembuluh ini dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a)
Vena Cava
Pembuluh
ini mengangkut darah dari bagian atas (kepala) yang disebut vena cava
superior dan dari bagian bawah, misalnya kaki, ginjal, hati, dan lain-lain
yang disebut vena cava inferior.
b)
Vena
Contoh
pembuluh vena, yaitu vena pulmonalis. Pembuluh ini mengangkut darah yang
kaya O2 dari paru-paru menuju
ke serambi kiri. Pembuluh vena akan menerima darah dari venula.
c)
Venula
Pembuluh
venula merupakan pembuluh balik yang langsung berhubungan dengan kapiler.
Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena) sama-sama mempunyai fungsi
yang sama, yaitu mengalirkan darah ke jantung dan dari jantung.
Gambar 18. Struktur Pembuluh Vena
a.
Pembuluh kapiler
Merupakan
pembuluh halus yang menghubungkan arteriola dengan venula. Kapiler merupakan
pembuluh halus yang dindingnya hanya setebal selapis sel. Pada pembuluh inilah
terjadi pertukaran oksigen dari darah dengan karbon dioksida jaringan.
Gambar
19. Pembuluh Darah
A.
Lapisan Dinding Pembuluh Darah
Dinding pembuluh darah terdiri 3 lapisan, yaitu sebagai berikut :
a.
Lapisan
terluar, merupakan lapisan tipis dan kuat terdiri atas jaringan kuat.
b.
Lapisan
tengah, terdiri atas jaringan otot polos. Karena otot polos ini bersifat tidak
sadar maka aliran darah dan tekanan darah pada pembuluh darah tidak dapat
dirasakan.
c.
Lapisan
dalam, merupakan lapisan yang membatasi ruangan pembuluh darah.
Walaupun pada
prinsipnya antara nadi dan vena mempunyai lapisan yang sama, namun di antara
keduanya mempunyai perbedaan yang mencolok, yaitu seperti dalam tabel berikut :
Pembeda
|
Arteri
|
Vena
|
Dinding
|
Tebal dan elastis
|
Tipis dan kurang elastis
|
Arah aliran
|
Meninggalkan jantung
|
Menuju jantung
|
Tekanan
|
Kuat
|
Lemah
|
Jika terluka
|
Darah memancar
|
Darah menetes
|
Kandungan darah di dalamnya
|
Banyak mengandung O2 ,kecuali nadi paru-paru.
|
Banyak mengandung CO2, kecuali vena paru-paru
|
Letak
|
Agak dalam dan tersembunyi
|
Dekat dengan permukaan tubuh, warna kebiru-biruan
|
Klep
|
Hanya satu dekat jantung
|
Banyak, terdapat di sepanjang vena
|
A.
SISTEM
PEREDARAN DARAH
Peredaran darah manusia merupakan
peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh
melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali
sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda. Macam-macam sistem peredaran darah pada manusia
beserta penjelasannya akan dijelaskan sebagai berikut.
1. SISTEM PEREDARAN DARAH BESAR
(SISTEMIK/SIRKULATORIA MAGNA)
Sistem peredaran
darah besar (sistemik/sirkulia magna) adalah peredaran darah yang
mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju
serambi kanan (atrium) jantung.
2. SISTEM PEREDARAN DARAH KECIL/PULMONAL
Sistem Peredaran darah
kecil (pulmonal) adalah
peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke
jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut
bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Gambar
21. Sistem Peredaran Darah Besar dan Kecil
1.
SISTEM
VENA PORTA
Sistem vena porta yaitu vena dari suatu alat
tubuh sebelum menuju ke jantung
mampir dulu ke suatu alat. Pada manusia dan mamalia adalah sistem vena porta hepatica, yaitu darah dari usus sebelum ke jantung mampir dulu ke hati.
D..
SISTEM LIMFATIK
Getah bening atau limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari kapiler
dan dialirkan oleh pembuluh limfa. Pembuluh limfa yang berasal dari kepala,
leher, dada, jantung, paru-paru dan lengan kanan akan bersatu menjadi pembuluh
limfa kanan (ductus limfaticus dexter).
Adapun pembuluh limfa yang berasal dari bagian lainnya akan bersatu
menjadi pembuluh limfa dada (ductus thorasicus) dan bermuara di vena
bawah selangka.
Pembuluh limfa dada juga merupakan tempat bermuaranya pembuluh lemak atau
pembuluh kil. Lemak inilah yang menyebabkan cairan limfa berwarna kuning
keputih-putihan. Di sepanjang pembuluh limfa terdapat kelenjar-kelenjar limfa
atau nodus. Kelenjar ini berfungsi untuk menyaring kuman. Beberapa kelenjar
getah limfa yang besar adalah:
a)
Kelenjar limfa lipat siku, lipat paha, ketiak, lutut, dan
leher.
b)
Kelenjar selaput lendir usus.
c)
Pembuluh limfa yang berasal dari selaput lendir usus
disebut pembuluh kil.
d)
Kelenjar folikel bawah lidah.
e)
Kelenjar pada tonsil amandel dan adenoid.
Gambar 22. Pembuluh dan Kelenjar Limfatik di Tubuh
Manusia
A.
KELAINAN PADA
SISTEM DARAH
Kelainan dan penyakit pada darah dan sistem
peredaran darah dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan non keturunan.
1.
Faktor Keturunan
Penyakit keturunan disebabkan oleh genetik. Di
antaranya adalah sebagai berikut:
a.
Hemofilia
Penyakit
keturunan berupa darah yang keluar dari pembuluh darah tidak dapat membeku.
b.
Thalassemia
Penyakit
yang ditandai dengan bentuk sel darah merah yang tidak beraturan. Akibatnya
daya ikat terhadap oksigen dan karbon dioksida kurang.
c.
Sick Cell
Anemia (SCA)
Penyakit
berupa kelainan sel darah merah yang berbentuk seperti bulan sabit, akibatnya
daya ikat terhadap oksigen dan karbondioksida berkurang.
Gambar
23. Sel Darah Merah yang Terkena SCA
a.
Faktor
Non-Keturunan
Kelainan
darah ini disebabkan oleh faktor fisiologis. Di antaranya adalah:
1)
Anemia
Penyakit
kurang darah, disebabkan kandungan Hb rendah, berkurangnya sel darah merah,
atau menurunnya volume darah dari ukuran normal.
2)
Anemia
pernisiosa
Penyakit di mana tubuh tidak mampu
menyerap vitamin B - 12.
3)
Aneurisma
Penyakit
pelebaran pembuluh arteri karena lemahnya dinding otot.
4)
Eritroblastosis
fetalis
Rusaknya
eritrosit bayi di dalam kandungan karena perbedaan rhesus dengan ibu.
Gambar
24. Terjadinya Eritroblastosis fetalis
1)
Elefantiasis
Penyumbatan aliran pembuluh limfa akibat
infeksi cacing Filaria.
2)
Hipertensi
Tekanan darah
tinggi, yaitu nilai ambang tekanan sistole sekitar 140 -200 mmHg atau lebih,
dan nilai ambang tekanan diastole sekitar 90 -110 mmHg atau lebih.
3)
Hipotensi
Tekanan darah
rendah, bila tekanan sistole di bawah 100 mmHg.
4)
Leukemia (kanker darah)
Penyakit yang
disebabkan bertambahnya leukosit yang tidak terkendali akibat kanker jaringan
penghasil sel-sel darah putih.
5)
Trombus dan embolus
Penyakit jantung
yang disebabkan oleh penggumpalan di dalam arteri koroner.
6) Jantung koroner
Suatu
gangguan jantung disebabkan oleh tertimbunnya lemak darah (kolesterol) pada arteri koronaria.
Gambar
25. Jantung Koroner
7)
Sklerosis
Penyakit
pengerasan pembuluh nadi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena endapan lemak, disebut aterosklerosis dan disebabkan oleh endapan kapur
atau arteriosklerosis. Sklerosis dapat menyebabkan berkurangnya elastisitas
pembuluh darah,sehingga menaikkan tekanan darah. Jika sklerosis ini terjadi
pada arteriole maka dapat menyebabkan pecahnya arteriole tersebut.Kalau hal ini
terjadi di otak dapat menyebabkan kematian (stroke).
Gambar
26. Sklerosis di Otak
8)
Varises
Penyakit
berupa pelebaran vena pada bagian betis. Bisa juga pelebaran venanya pada
bagian anus yang sering disebut ambeien, wasir, atau hemoroid.
Mba terimakasih isi materinya bermanfaat
BalasHapusBoleh saya minta daftar pustaka nya??